|
Detail Buku:
Judul : Pacaran di Satu Pertiga Malam
Pengarang : Ali Ridwan
Ukuran :
13 x 19 cm
Tebal : iv + 151 halaman
Harga :
37.000
PEMESANAN :
Ketik: 1/3 malam# NAMA LENGKAP # ALAMAT LENGKAP #
JUMLAH # NO TELP
Kirim ke : 085103414877 /
0341-2414877
Sinopsis :
Namanya Laila. Lengkapnya Laila
Ibrahim. Laila adalah seorang gadis yang buta, bisu, juga tuli. Sebetulnya waktu Laila remaja Laila, gadis
yang tanpa cacat di setiap tubuhnya. Sebelum akhirnya, kecelakaan hebat
merenggut segalanya. Pengumpalan dan penyumbatan di saraf otaknya telah
menonaktifkan indera penglihatannya indera pendengarannya, juga akses pita
suaranya. Laila juga menjadi yatim piatu setelah kecelakaan hebat itu ikut
merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Kak Melati adalah satu-satunya keluarga yang tersisa. Bu Salamah adalah guru terbaik laila. Enggelia, Arinda,dan Kumala adalah tiga sahabat terdekat Laila, sementara Haikal adalah cinta sejatinya semenjak Laila mulai beranjak dewasa. Selalu berada dalam kesenyapan dan keheningan. Senantiasa berteman dengan sunyi dan sepi. Keseharian Laila seakan tak lepas dari yang namanya cerita dan kisah pada satu pertiga malam.
Kisah cinta Laila bermula saat
pertama Haikal di Villa. Puncak Bogor, tiga hari kebersamaan harus bayar dengan
lima tahun perpisahaan. Tak lama di pertemukan, cinta harus kembali
terpisahkan. Pisah sementara sebelum akhirnya kembali bersatu di Nirwana sana.
Bersatu untuk selama-lamanya. Cinta Laila dan Hailkal adalah sejati. Cinta
Laila dan Hailkal adalah suci. Cinta
laila dan Haikal adalah hakiki. Sebab cinta mereka adalah dari Allah, untuk Allah, dan kepada Allah. Timbul
dari hati dan sampaikan dengan ke hati dan sampai ke hati. Demi ilaihi Robbi.
“Banyak
pelajaran yang dapat di ambil terutama kisah cinta haikal dan laila yang
berlandaskan atas cinta hanya kepada Allah.”.--- Sri Anggun, Mahasiswi, Makasar.
“Manusia
saling mengenal cinta namun jarang tahu maknanya. Manusia sering merasa cinta
namun tak semua tahu hakekatnya. Cinta bukan kewajiban melainkan kebutuhan
saling melengkapi, memahami, menyemikan
dan menghidupkan. Terus menyerah pada satu cinta ilahi. Cinta adalah rasa
syukur. Melalui kita belajar mengenal syukur dan makna cinta sesungguhnya.
‘pacaran di satu pertiga malam.” --- Lailiiyatus Syafa, Dosen/Pengajar, Malang,
Jawa Timur.