Judul : Menyemai Benih Karakter Dari Pojok-Pojok Sekolah
Pengarang : Dr. H. Darmad, S. Ag., M.M., MM.Pd., M.Si
Ukuran : 14 x 20 cm
Tebal : xvi + 144 halaman
Harga : 45.000
PEMESANAN :
Ketik: MENYEMAI BENIH# NAMA LENGKAP # ALAMAT LENGKAP # JUMLAH # NO TELP Kirim ke : 085103414877 / 0341-2414877
SINOPSIS:
Ada dua hal mendasar yang menyebabkan pendidikan karakter menemui kegagalan. Pertama, pengajaran pendidikan karakter cenderung berdifat kognitif dan menambah pengetahuan. Padahal esensi pendidikan karakter ada pada keteladanan dan pembiasaan. Kedua, pengajaran pendidikan karakter cenderung indoktrinasi, tidak mencerdaskan dan tidak membuat peserta didik berkembang. Akhirnya, pendidikan karakter justru menggiring seseorang yang mengajarinya menjadi karakter lain.
Buku MENYEMAI BENIH KARAKTER DARI POJOK-POJOK SEKOLAH: “Implementasi Pendidikan Ramah Anak Melalui Sosok Guru yang Kredibel dan Bertanggung Jawab” memotret upaya-upaya guru sebagai actor utama dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah yang penuh dinamika dengan segala dimensinya.
Apa yang diurai dalam buku ini merupakah ikhtiar penulis dalam memeberikan pencerahan bagi para guru yang selayaknya menyediakan lahan yang sesuai bagi anak didik mereka, yang akan mengantarkannya menuju masa depan yang bahagia dan gemilang. Perhatian guru terhadao anak didiknya merupakan kewajiban yang ditekankan kepada mereka. Dengan kata lain, guru seharusnya memperhatikan tuntutan-tuntutan kewajiban mereka terhadap anak didik dan menyebarkan benih yang baik serta memeliharanya hingga mengantarnya samoai matang dan berbuah, tanpa dirundung putus asa menyangkut masa depan anak didik.
Sejarah kita telah mencatat, guru senantiasa tampil di garda depan dalam membebaskan generasi bangsanya dari belenggu kebodohan, keterbelakangan, dan keterasingan peradaban. Lewat entitas pengabdian yang tulus, tanpa pamrih, total, dan intens, guru telah banyak melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, terampil, sekaligus bermoral. Tak dapat disangkal lagi, jasa guru dalam mewarnai dinamika peradaban dari zaman ke zaman benar-benar teruji oleh sejarah.
Diperlukan sinergi antara guru, orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan elemen pendidikan yang lain. Di Tengah situasi peradaban yang rumit dan kompleks, stakeholder pendidikan perlu memiliki kesamaan visi dalam upaya membebaskan generasi masa depan negeri ini dari belenggu peradaban yang makin abai terhadap nilai-nilai luhur baku. Orang tua perlu memiliki kesamaan visi dalam upaya membebaskan generasi masa depan negeri ini dari belengu peradaban yang makin abai terhadap nilai-nilai luhur baku. Orang tua oerlu mengembalikan fungsi keluarga sebagai basis penanaman nilai moral, budaya, dan agama. Kesibukan memburu gebyar materi jangan sampai menjadi penghalang untuk dekat dengan anak-anak. Demikian halnya dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Mereka perlu mengembalikan fungsinya sebagai kekuatan control terhadap berbagai perilaku menyimpang yang rentan dilakukan oleh anak-anak. Dan yang tak kalah pentingnya, sebagai hamba kemanusiaan, guru juga perlu mengembalikan “khittah”-nya sebagai sosok yang benar-benar bisa “digugu dan ditiru” sehingga tetap sanggup menjalankan perannya sebagai agen kebudayaan yang memberikan ruang penyadaran terhadap nilai-nilai kesejatian diri.