|
Detail Buku:
Judul : Om Suami
Pengarang : Oviie Arbain
Ukuran : 14 x 20 cm
Tebal : x+288 halaman
Blurb
“Atika nggak pakai kerudung Om!” seru Atika. “Om! Om bisa ngadep ke tembok dulu sebentar? Atika mau nyari kerudung!” seru Atika
masih di tempatnya.
Ares menghela napasnya. “Kamu cuma nggak pakai kerudung kan, Atika? Bukan telanjang?”
“Haishh, Om! Jangan ngomong macam-macam ya? Atika masih polos. Udah deh, cepet turutin permintaan Atika!” Ares meluruhkan bahunya, tetapi sedetik kemudian ia tersenyum jahil. Pura-pura berbalik ia berujar, “Ini udah!”
Atika melongokkan wajahnya sedikit, kemudian langsung menunduk kembali di bawah ranjang. “Om bohong!” teriaknya.
Ares langsung tertawa pelan. “Baiklah, aku keluar dulu. Jangan lama-lama. Aku butuh mandi,” ujar Ares sebelum benar-benar keluar kamar.
Atika mengembuskan napas lega. Lalu ia segera mencari khimarnya yang ternyata ada di sofa. Bergegas ia memakainya. “Sudah, Om!” Ares pun masuk kembali, mengamati penampilan Atika sejenak. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. “Suami sendiri tidak boleh lihat rambut istrinya,” dumel Ares pelan.
“Belum waktunya, Om.”
Bagaimana rasanya menikah dengan Om-om saat masih duduk di bangku SMA? Tentunya, kepolosan dan sifat kekanak-kanakan mewarnai rumah tangga Ares Prayuda dan Atika. Namun, mungkinkah keduanya bertahan dalam kekurangan masing-masing?