|
Blurb :
Kumpulan Cerpen Sialang Menghilang memuat berbagai kritik sosial yang kental dan kisah kehidupan. Di dalamnya banyak menyindir pihak-pihak tertentu dengan sindiran yang santun, pada bagian tertentu berubah menjadi sindiran yang tajam dan menghangatkan telinga.
Disajikan dengan alur cerita yang mencengangkan dengan bahasa yang santai. Latar cerita lebih dominan pada daerah yang kental terhadap kebudayaan dan kebiasaan masyarakat, keagamaan, perkampungan, alam, hutan, sebagaimana kecintaan penulis pada semua aspek itu.
Mudah-mudahan dengan hadirnya buku ini bisa menggoda pembaca untuk memikirkan bagaimana membangkitkan kecintaan terhadap sesama, terhadap alam dan lingkungan, juga terhadap budaya.
Biodata penulis :
MUHADIR MUHAMMAD. Lahir di Dundangan, Pangkalan Kuras, Pelalawan, Riau. Alumni FKIP UIR. Semasa kuliah aktif di beberapa organissasi internal dan ekternal kampus di antaranya HMI dan Tabloid Mahasiswa AKLaMASI, Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMA BSI).
Pernah bergabung menjadi wartawan pada portal media www.katakabar.com (2011-2012) hingga menjadi editor pada portal tersebut (2013-2014). Sempat mendirikan sanggar Embun Petalangan, hingga sempat menyutradarai film pendek berjudul Kaiat 2019, dan menulis Beberapa naskah drama seperti Bujang Pautang (komedi), Cerita dari Tanah Masam, sudah siap ditulis namun belum sempat ditampilkan.
Cerpen perdananya, Sialang Menghilang meraih Juara III dalam lomba Riau Sastra Festival 2022. Sedangkan cerpen Dialaog Lelaki Tua di Tepi Sungai, masuk dalam daftar finalis, pada ivent Sastra Jingga Ekslusif Award 2023 yang diselenggarakan oleh leader.id. Beberapa karya cerpen dan puisinya juga termuat di beberapa media during di antaranya, riausastra.com (2023), langgampustaka.com (2023), sapahmi.com (2023).
Selain membentuk sanggar, penulis juga menjadi salah satu pelopor Petani Milenial Dundangan Karya Lestari (DKL) yang beranggotakan pemuda dan para sarjana muda, hingga tokoh masyarakat. Kelompok tani ini, bergerak di bidang penangkar benih buah-buah dan tanaman-tanaman yang berbasis hijau lingkungan. Hingga saat ini penulis menetap di pelalawan sambil terus menyelesaikan tulisan-tulisan yang menyangkut budaya Petalangan, karya fiksi, naskah drama, serta terus menggeluti berbagai kegiatan sosial.
Format pemesanan, ke wa.me/6281946100094.