Aku dan Alat Musik

IDR Rp. 42.000,-
Judul Buku Aku dan Alat Musik
Ukuran Buku 14x20cm
Tebal iv + 191 halaman
Penulis Arayuna, Annura, Aannisah, Ganis & Eca Lovers
Stok POD (Print On Demand)

Detail Buku:



Judul              : Aku dan Alat Musik

Pengarang      : Arayuna, Annura, Aannisah, Ganis & Eca Lovers

Ukuran           : 13 x 19 cm

Tebal               : iv + 191 halaman

Harga             : 40.000

PO sampai 10 Juli : 35.000
Kontributor : 30.000 (tambah 5 ribu jika ingin sertifikat cetak)
Dikirim bersamaan tanggal 20 Juli

PEMESANAN :
Ketik:  Alat Musik# NAMA LENGKAP # ALAMAT LENGKAP # JUMLAH # NO TELP
Kirim ke : 085103414877 / 0341-2414877

Sinopsis :

Melodi Saksofon Ihsan - Annura Veina
 “Eling Bang, eling!” teriakku sambil menggedor pintu kamar Bang Rangga.
Bang Rangga sedikit mengecilkan volume musiknya, namun sejurus kemudian menambah lebih keras volumenya. Lebih baik aku melarikan diri, sebelum insiden sendal terbang terulang kembali.
 “Kamu hobi banget gangguin abangmu, Mel!”
Aku malah tertawa mendengar teguran emak. Aku juga bingung sama kelakuanku yang satu ini. Abang, maafkan adikmu ini!
Kidung Cinta Untuk Aleza - Aannisah Fauzaania
Aku mencoba lagi menggesekkan bow pada senar biola dengan penuh rasa. Namun baru sebentar memejamkan mata menghayati segenap alunan nada, lagi-lagi permainanku terhenti karena konsentrasi kembali pecah. Arghh kesal sekali rasanya, sampai kapan aku harus memendam nestapa yang begitu menyiksa? Rasanya jiwa ini telah begitu lelah dibayangi kenangan-kenangan sendu.

Di Atas Dawai Biola - Ganis

Emosiku mulai meledak ketika tak kunjung kutemukan nama Rey Pratama Suharto di list victims. Siapa yang tidak panik, ketika orang lain berduyun-duyun menyelamatkan diri dari kebakaran hebat itu, justru Rey masuk. Tak peduli apa kata mereka yang mengiraku gila. Terpenting saat ini adalah aku dapat berjumpa dengan Rey dan memastikannya baik-baik saja. Aku masuk ke dalam ruangan yang senyap. Kulihat tubuhnya penuh luka bakar.

Aku dan Alat Musikku - Arayuna

Ah, andai bisa mengembalikan tawa dan candamu yang selalu aku rindu. Andai punya lorong waktu dan kembali ke masa itu.
Waktu terus berlalu. Detik demi detik, menit pun terlewati jam terus berputar. Hari silih berganti. Setahun sudah gitar merah dan biola putih menemaniku. Menyinari setiap langkah layaknya bendera merah putih yang akan terus berkibar. Seperti itulah musik bagiku, kan selalu ada di setiap embusan napas, di setiap detak jantung. Hari ini semua telah terlengkapi dengan kedatangannya.

Subscribe to receive free email updates: