Fenomena Pernikahan Dini di Madura - Netty Dyah Kurniawati, Teguh Hidayatul Rachmad, dan Yuriadi




IDR Rp.36.000
Judul Buku Fenomena Pernikahan Dini di Madura
Ukuran Buku 14x20cm
Tebal ix + 120 halaman
Penulis
Netty Dyah Kurniawati, Teguh Hidayatul Rachmad, dan Yuriadi
Stok POD (Print On Demand)

Detail Buku:


Judul              : Fenomena Pernikahan Dini di Madura
Pengarang      : Netty Dyah Kurniawati, Teguh Hidayatul Rachmad, dan Yuriadi
Ukuran           : 14 x 20 cm
Tebal             : ix + 120 halaman
Harga             : 36.000

PEMESANAN :
Ketik:  Pernikahan Dini# NAMA LENGKAP # ALAMAT LENGKAP # JUMLAH # NO TELP
Kirim ke : 085103414877 / 0341-2414877

SINOPSIS:

PERNIKAHAN DINI DALAM KAJIAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

Pernikahan dini, yaitu menikah dalam usia remaja atau muda, bukan usia tua. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW. Tidak ada batasan usia menikah yang ditentukan oleh syariat, kecuali sudah baligh. Tetapi syari’at hanya menegaskan bagi para pemuda yang mampu untuk menikah maka dianjurkan untuk menikah. Maka boleh menikahkan anak laki-laki muda atau anak perempuan muda. Namun demikian, usia yang ditetapkan oleh undang-undang perkawinan di Indonesia adalah minimal usia 16 tahun bagi perempuan dan usia 19 tahun bagi laki-laki. Apakah usia yang ditentukan oleh undang-undang tersebut dapat berlaku atau sesuai bagi setiap pasangan di Negara Indonesia ?

Itulah bagian yang menarik dari buku pernikahan dini yang telah anda pegang dan baca ini. Buku ini membahas tentang berbagai permasalahan yang terjadi akibat dari pernikahan dini, mulai dari sektor ekonomi, budaya, dan sosial. Lebih menariknya lagi buku pernikahan dini dikaji dan dikorelasikan dengan budaya Madura yang islami. Bentuk kontestasi yang disajikan antara pernikahan dini sebagai bentuk budaya tradisional dengan pernikahan modern yang telah diregulasi oleh pemerintah sebagai aparatus yang berkuasa.

Masyarakat Madura yang islami telah membawa dampak budaya pernihan dini yang dijaga dan dilestarikan oleh orang Madura dengan segala atribut dan simbol-simbol kebudayaan islami. Modernisasi yang telah datang di pulau Madura mengakibatkan banyak pernikahan dini ditentang, dilawan dan direpresi oleh agen-agen pemerintah. Institusi yang berada di bawah kuasa pemerintah mempunyai tujuan yang konkret melawan pernikahan dini untuk keberlangsungan masyarakat, khususnya di Madura. Bentuk kontestasi dan perjuangan antar agen pemerintah dan masyarakat dijealskan dan dipaparkan melalui artikel yang ada di dalam buku ini.

Kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan artikel dalam buku perniakhan dini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari pembaca membuat kami semakin terpacu untuk mengembangkan dan menulis kembali kajian-kajian tentang pernikahan dini di masa mendatang.



Subscribe to receive free email updates: